Tentang Aku; Kenangan Bersama Si Mbok

Masa lalu bukan untuk dikenang. Pun juga bukan untuk dilupakan. Bahkan? Di ratapi.

Semua orang pernah merasakan sakit hati di masa lalu, pernah merasakan di hina di masa lalu, pernah merasakan di bully di masa lalu. Namun, hari ini adalah masa depan. Hari ini adalah sebuah impian yang bukan hanya sekedar menjadi angan. Hari ini, adalah sebuah proses untuk menggapai impian.

Dan, kau tahu?

Kali ini, mungkin agak berbeda. Aku akan menceritakan hal-hal yang pernah kulalui di masa lalu, hingga aku menjadi sosok yang seperti sekarang. Memang, sekarang aku belum lah menjadi apa-apa di mata kalian. Namun, hal itu tak masalah bukan? Bila aku hanya ingin bercerita sebentar?


****

Masa kecilku penuh dengan kebahagiaan. Dulu, saat kecil aku sudah terbiasa di tinggal oleh Ibu. Pagi-pagi sekali Ibu pergi bekerja ke sawah, milik orang. Maklum, aku tinggalnya di desa. Karena aku anak yang paling manja waktu itu, sebab belum memiliki adik. Jadi, tiap bangun tidur tak ku jumpai sosok seorang Ibu di rumah, aku menangis. *Nulis ini berasa kek nyata. Kembali kemasa lalu. Mulai berlinang deh air mata.

Aku masih beruntung, kasih sayang pengganti seorang Ibu untukku adalah si Mbah (bukan mbah kandung dari ibunya ibuku. Melainkan adiknya mbahku. Aku biasanya memanggil mbok. Qodralullah, beliau sudah di panggil oleh Allah SWT kurang lebih 3 tahun yang lalu).

Saat aku menangis, Si Mbok yang selalu menggendongku. Mengajakku berjalan ke area perkampungan, ketetangga sebelah. Saat melewti tembok tinggi yang ada di atasnya terdapat bunga. Aku selalu meminta Si Mbok untuk mengambilkan bunga itu untukku.

"Mbok, nyuwun kembang," rengekku saat aku ingin sekuntum bunga cantik yang mekar itu.

Si Mbok pun menurunkanku. Di ambilnya bunga yang indah  itu dengan susah payah karena tinggi badan yang tidak memadai untuk mengambil bunga di atas tembok yang lumayan tinggi.

"Ki lho, Nduk," Si Mbok kemudian memberikan bunga cantik itu.

*Aku termasuk orang yang suka bunga. Bunganya saja tapi, lucu ya. Kalau untuk urusan tanam menanam, i can say, big no!! Hahaa. Dasar aku. But, itu dulu. Sekarang aku ingin menjadi seorang wanita yang sesungguhnya, wanita yang em... Lebih feminim.

Kenangan lain yang masih muncul di memoriku tentang Simbok adalah saat aku mulai tumbuh remaja, aku tidur satu kamar dengannya. Karena, usiaku dan kakak sudah balig. Sudah tidak boleh lagi tidur bersama. Jadi, harus di pisah. Dan, aku harus tidur dengan Si Mbok. Saat itu, entah umur berapa karena aku lupa. Setiap aku tidur dengannya aku selalu menindih tubuhnya, sungguh, aku tak bermaksud. Namun, itulah yang menjadi faktanya. Maafkan aku Si Mbok. 😭😭

Kemudian, saat-saat yang paling menyedihkan tentang Si Mbok adalah saat Si Mbok telah di panggil oleh Allah SWT. Saat itu, air mataku tak dapat di bendung lagi. Aku menangis karena beliau telah di ambil oleh Allah terlebih dahulu sebelum aku lulus. Malah, saat akan mengikuti Ujian Nasional waku SMK. Aku belum bisa membalas semua kasih sayang dan balas budi yang telah beliau berikan padaku. Andai aku bisa...
Namun, berandai-andai hanya akan memudahkan langkah syaitan untuk mengingkari takdir Allah SWT. Nudzubillah...

Itulah beberapa kenangan dengan Si Mbok, yang tak dapat ku ceitakan di sini semuanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Mengenai Saya

Foto saya
Berasal dari keluarga yang biasa saja, pun bukan mahasiswa. Semua itu tak dapat menghentikan langkah saya untuk terus berbagi ilmu. Karena, sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi sesama. Dan saya, memulainya dari sini; menulis.

Pengikut