Tak terasa hari demi hari kini telah kulalui. Dan sekarang, sudah hampir akhir tahun.
Ditahun ini, ada beberapa hal yang kualami. Mulai dari hal yang biasa saja sampai hal-hal yang tak terduga.
Pernahkah kau merasakan disaat kau ingin menyendiri, kemudian kau ingin memulai usaha/impian dengan kesendirian, yang meburutmu itu akan lebih mudah kau lakukan.
Namun, nyatanya tidak. Kau malah membutuhkan seseorang untuk menyemangatimu. Kau membutuhkan seseorang untuk mendengarkan curhatanmu.
Dan kau membutuhkan seseorang untuk membantu menuntaskan masalah.
Ya, aku mengalami itu semua ditahun ini. Dari hal yang biasa saja sampai hal yang tak terduga.
1. Aku ingin sendiri. Namun, aku pun tak ingin sendirian. (Artinya aku membutuhkan seorang kawan)
2. Aku sempat berfikir untuk berhenti dari pekerjaanku yang pada waktu itu diriku sedang kewalahan. Dan, luar biasa capeknya. Banyangkan, 1 hari kerja selama kurang lebih 12 jam ( karena ada alasan yang tak mungkin kujelaskan disini. Ok?) Tapi, aku mampu melewati semua itu.
3. Mulai dari datangnya beberapa seseorang yang mampu membuatku sakit hati. Bahkan, sampai tak bisa move on untuk melupakan sakit itu.
4. Datangnya seseorang yang membuatku bimbang. Dan, pada akhirnya kuserahkan semuanya pada Sang Pencipta.
5. Sebuah kecelakaan menimpaku. Selama kurang lebih 3 minggu aku tak berangkat. Sakitnya sungguh luar biasa. Lebih sakit dari patah hati. Kau tahu? Aku lebih memilih patah hati dari pada sakit kepala yang begitu hebatnya karena aku bisa menyembunyikan rasa sakit dihati daripada pusing yang begitu sakitnya.
6. Awal desember kemarin aku mengikuti Giveaway dan alhamdulillah aku menang. Yey!! 😊 2 buku sekaligus hadiah yang diberikannya padaku.
7. Karena aku nulisnya ini bertepatan pada hari Ibu (22 Desember 2017) maka aku mengucapkan selamat hari Ibu.. 😊 kasih sayang ibu sepanjang masa. Dan aku ingin kasih sayangku pula sepanjang masa.
Ok. Kemudian, harapanku untuk tahun 2018 nanti ialah :
1. Aku ingin tulisanku cepat selesai dan diterbitkan.
2. Menjadi seseorang yang lebih baik lagi.
3. Membahagiakan orang tua.
Amiin..
Ok guys. Happy new year's...
Home / Sekedar coretan
Tampilkan postingan dengan label Sekedar coretan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekedar coretan. Tampilkan semua postingan
Sebuah kata tentang-Mu, Allah SWT
Aku masih ingat hari itu.
Hari dimana aku merasakan kesendirian.
Merasakan kepedihan. Dan, aku merasa bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang benar-benar tidak peduli padaku.
Merasakan kepedihan. Dan, aku merasa bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang benar-benar tidak peduli padaku.
Dan saat itu, aku berfikir, "Ah! Tuhan tidak adil."
Dan sejak saat itu, keimananku agak sedikit berkurang.
Pernahkah kau merasakannya?
Disaat kau sedang menemukan masalah. Rasanya, otakmu tak mampu lagi menemukan solusi. Dan kau, menginginkan seorang teman untuk meminta solusi. Setidaknya bisa lebih lega ketika kau membagi cerita kepadanya.
Namun, semua itu hanya sebuah angan-angan belaka.
Namun, semua itu hanya sebuah angan-angan belaka.
Dan, aku merasakannya. Tepatnya, beberapa minggu yang lalu. Disaat aku menemukan masalah yang benar-benar aku sendiri tak tahu harus bagaimana.
Pernah aku berfikir untuk pasrah. Namun, masih saja ada yang mengganjal dihati.
Dan, saat itu tiba. Saat-saat dimana aku menemukan sebuah jawaban dari semua masalahku ini.
Aku masih ingat, tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2017. Setelah habis maghrib. Aku yang waktu itu baru pulang kerja mengalami kecelakaan. Sebuah kejadian yang sebelumnya tidak akan pernah terjadi padaku tapi nyatanya terjadi pula padaku.
Alhamdulillah. Aku masih bisa hidup. Masih diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki diri sendiri.
Namun, Kau tahu? Saat aku kecelakaan motorku masih menyla dan posisiku dihalangi oleh motorku. Jadi, saat orang lain lewat mereka tidak langsung menabrakku. Sedangkan aku? Tak sadarkan diri.
Sejak kejadian itu aku berfikir bahwa. Mungkin ini adalah sebuah jawaban dari pertanyaanku selama ini. Dan juga, Allah SWT telah menegurku.
Bukankankah kita dilahirkan di dunia ini memang sendiri? Maksudku, dalam hal catatan amal ibadah. Dan akan kembali pada-Nya sendiri pula.
Jika memang semua yang telah terjadi padaku saat ini adalah sebuah teguran. Maka, aku menerimanya dengan sepenuh hati. Aku ikhlas lillahi ta'ala.
Mungkin, selama ini aku semakin menjauhi-Nya. Dan, cara itulah yang Dia ambil untuk menegurku.
Selama ini diriku memang sendiri. Namun, disi lain Allah mendekatiku. Ia ada disampingku. Namun, rasa tak sadarku menyangkal bahwa aku memang sendirian. Tak ada satu teman pun yang menemaniku setelah kelulusanku. Mereka sibuk sendiri-sendiri.
Dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 186
"Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu, jawablah bahwasanya Aku dekat . Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon padaKu. Maka, hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahku. Dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku. Agar mereka selalu ada dalam kebenaran.
Dijelaskan pula dalam Hadist Riwayat muslim berkata ; " Siapa yang mendekat kepada-Ku (Allah) sejengkal, maka Akan mendekatinya sehasta. Dan siapa yang mendekat kepada-Ku dengan berjalan kaki. Maka aku akan mendekatinya dengan berlari-lari."
Ingat! Didunia ini kita tidak sendirian. Masih ada Allah didekat kita bahkan, Ia lebih dekat dari urat nadi kita. (Qs. Qaf (50) : 16)
Ia tak nampak
Namun, kita bisa merasakan kehadiran-Nya
Ia tak jauh
Ia dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadi kita
Dan, Ialah pencipta sebaik-baik pencipta
Alhamdulillah
Pernah aku berfikir untuk pasrah. Namun, masih saja ada yang mengganjal dihati.
Dan, saat itu tiba. Saat-saat dimana aku menemukan sebuah jawaban dari semua masalahku ini.
Aku masih ingat, tepatnya pada tanggal 29 Oktober 2017. Setelah habis maghrib. Aku yang waktu itu baru pulang kerja mengalami kecelakaan. Sebuah kejadian yang sebelumnya tidak akan pernah terjadi padaku tapi nyatanya terjadi pula padaku.
Alhamdulillah. Aku masih bisa hidup. Masih diberi kesempatan kedua untuk memperbaiki diri sendiri.
Namun, Kau tahu? Saat aku kecelakaan motorku masih menyla dan posisiku dihalangi oleh motorku. Jadi, saat orang lain lewat mereka tidak langsung menabrakku. Sedangkan aku? Tak sadarkan diri.
Sejak kejadian itu aku berfikir bahwa. Mungkin ini adalah sebuah jawaban dari pertanyaanku selama ini. Dan juga, Allah SWT telah menegurku.
Bukankankah kita dilahirkan di dunia ini memang sendiri? Maksudku, dalam hal catatan amal ibadah. Dan akan kembali pada-Nya sendiri pula.
Jika memang semua yang telah terjadi padaku saat ini adalah sebuah teguran. Maka, aku menerimanya dengan sepenuh hati. Aku ikhlas lillahi ta'ala.
Mungkin, selama ini aku semakin menjauhi-Nya. Dan, cara itulah yang Dia ambil untuk menegurku.
Selama ini diriku memang sendiri. Namun, disi lain Allah mendekatiku. Ia ada disampingku. Namun, rasa tak sadarku menyangkal bahwa aku memang sendirian. Tak ada satu teman pun yang menemaniku setelah kelulusanku. Mereka sibuk sendiri-sendiri.
Dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 186
"Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu, jawablah bahwasanya Aku dekat . Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon padaKu. Maka, hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahku. Dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku. Agar mereka selalu ada dalam kebenaran.
Dijelaskan pula dalam Hadist Riwayat muslim berkata ; " Siapa yang mendekat kepada-Ku (Allah) sejengkal, maka Akan mendekatinya sehasta. Dan siapa yang mendekat kepada-Ku dengan berjalan kaki. Maka aku akan mendekatinya dengan berlari-lari."
Ingat! Didunia ini kita tidak sendirian. Masih ada Allah didekat kita bahkan, Ia lebih dekat dari urat nadi kita. (Qs. Qaf (50) : 16)
Ia tak nampak
Namun, kita bisa merasakan kehadiran-Nya
Ia tak jauh
Ia dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadi kita
Dan, Ialah pencipta sebaik-baik pencipta
Alhamdulillah
Tentang rasaku padamu; sahabat
Pernahkah kalian merasakan kesendirian yang tidak ada satu orang pun yang mengerti bahkan menemani?
Teman yang kau bangga-banggakan, kau puja-puja kini telah hilang entah berantah kemana keberadaannya?
Ya. Pelik memang. Namun, aku merasakannya. Saat ini. Detik ini. Bahkan beberapa triliyun detik yang lalu aku sudah merasakannya.
Kejam memang. Namun, come on. Inilah hidup . Dan kehidupan ini pasti akan berubah. Tak selamanya sama. Ia pun akan semakin menjadi menua yah... seperti dunia ini yang tak kekal.
Yang aku lakukan hanyalah pasrah. Mencari sosok teman yang baru. Dan melupakan teman yang lama. Jujur, cara terakhir sudah kulakukan, tapi masih saja diriku tak mampu. *Mungkin, terlalu cinta. ;) Dan memang benar, kenangan manis yang telah tertoreh dibangku sekolah tidak akan bisa terlupakan walaupun, sudah berusaha untuk melupakan.
Tapi... taukah kalian, aku memang pernah merasakan benci yang teramat sangat pada teman-temanku. Yah... kau taulah mungkin terlalu cinta. Bahkan, aku egois. Tak mau membagi kesenangan temanku pada orang lain. Aneh bukan diriku?
Memang aneh...
Stop! *jangan pedulikan
Skip
setidaknya, sekarang aku mengerti. Aku memahami. Dan aku tahu, inilah yang terbaik buat kita; temanku.. :) aku menyayangimu. Selalu dan selamanya. Dan, berikut kutuliskan sebuah puisi sederhana untuk kalian semua; sahabatku.
Indah
Kau membuat hidupku menjadi lebih indah
Bewarna dan penuh makna
Aku yang gelap seakan tersinari oleh cahayamu
Cahaya putih sucimu
Jingga ceriamu
Dan merah semangatmu
Kau teman
Sekaligus sahabat bagiku
Tak mampu lagi kuberkata
Karena tak ada kata yang lebih indah
Selain kehadiranmu
Aku merindukanmu
Ok. Itulah puisi sederhana untuk kalian. Kuharap kalian membaca rasaku yang paling dalam pada kalian. And i miss you. #tkja
Langganan:
Postingan
(
Atom
)
Total Tayangan Halaman
Cari Blog Ini
Blog Archive
- Januari 2020 (1)
- Oktober 2019 (4)
- September 2019 (8)
- Agustus 2019 (1)
- Maret 2019 (1)
- Oktober 2018 (2)
- September 2018 (8)
- Juli 2018 (1)
- Maret 2018 (1)
- Januari 2018 (1)
- Desember 2017 (3)
- Oktober 2017 (2)
Mengenai Saya

- anandafitriana
- Berasal dari keluarga yang biasa saja, pun bukan mahasiswa. Semua itu tak dapat menghentikan langkah saya untuk terus berbagi ilmu. Karena, sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi sesama. Dan saya, memulainya dari sini; menulis.