Tentang rasaku padamu; sahabat



Pernahkah kalian merasakan kesendirian yang tidak ada satu orang pun yang mengerti bahkan menemani?

Teman yang kau bangga-banggakan, kau puja-puja kini telah hilang entah berantah kemana keberadaannya?

 Ya. Pelik memang. Namun, aku merasakannya. Saat ini. Detik ini. Bahkan beberapa triliyun detik yang lalu aku sudah merasakannya.

Kejam memang. Namun, come on. Inilah hidup . Dan kehidupan ini pasti akan berubah. Tak selamanya sama. Ia pun akan semakin menjadi menua yah... seperti dunia ini yang tak kekal.

Yang aku lakukan hanyalah pasrah. Mencari sosok teman yang baru. Dan melupakan teman yang lama. Jujur, cara terakhir sudah kulakukan, tapi masih saja diriku tak mampu. *Mungkin, terlalu cinta. ;) Dan memang benar, kenangan manis yang telah tertoreh dibangku sekolah tidak akan bisa terlupakan walaupun, sudah berusaha untuk melupakan.

Tapi... taukah kalian, aku memang pernah merasakan benci yang teramat sangat pada teman-temanku. Yah... kau taulah mungkin terlalu cinta. Bahkan, aku egois. Tak mau membagi kesenangan temanku pada orang lain. Aneh bukan diriku?
Memang aneh...
Stop! *jangan pedulikan

Skip

setidaknya, sekarang aku mengerti. Aku memahami. Dan aku tahu, inilah yang terbaik buat kita; temanku.. :) aku menyayangimu. Selalu dan selamanya. Dan, berikut kutuliskan sebuah puisi sederhana untuk kalian semua; sahabatku.

Indah
Kau membuat hidupku menjadi lebih indah
Bewarna dan penuh makna
Aku yang gelap seakan tersinari oleh cahayamu
Cahaya putih sucimu
Jingga ceriamu
Dan merah semangatmu
Kau teman
Sekaligus sahabat bagiku
Tak mampu lagi kuberkata
Karena tak ada kata yang lebih indah
Selain kehadiranmu
Aku merindukanmu


Ok. Itulah puisi sederhana untuk kalian. Kuharap kalian membaca rasaku yang paling dalam pada kalian. And i miss you. #tkja

0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Mengenai Saya

Foto saya
Berasal dari keluarga yang biasa saja, pun bukan mahasiswa. Semua itu tak dapat menghentikan langkah saya untuk terus berbagi ilmu. Karena, sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi sesama. Dan saya, memulainya dari sini; menulis.

Pengikut