(Cerpen) Terimakasih Sahabat

Gambar : @hhonhon


Rasulullah bersabda,

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الِاسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657. Lafadz hadits di atas milik Muslim).


🌼🌼🌼

"Ninda, sudah maghrib. Kemasjid yuk," ajak Ayu padaku yang sedari tadi aku hanya memegang HP sambil berdelancar ria di media sosial.

"Ah.... Tanggung nih Yu," jawabku dengan nada malas menuruti ajaknnya.

"Lihatin apaan si, sibuk banget deh?" Tanyanya sambil mendekat ke arahku.

"Astaghfirullah, Ninda!" Teriak Ayu. Aku kaget bukan main karena tiba-tiba saja dia mengambil handphoneku begitu saja. Aku takut handphoneku terjatuh. Kan sayang atuh.

"Ayu, balikin handphoneku!"

"Apa-apaan sih Nin! Ini tuh nggak boleh tau! Sama saja dengan zina mata. Stalking-stalking nggak jelas akunnya ikhwan yang bukan mahram lagi." 

"Tapi kan Yu, dia itu ganteng, pinter, doter pula," elakku pada Ayu. "terus nih ya, dia itu baik, suka menolong orang. Tuh lihat nih, dia itu kemarin lagi nolongin orang yang terkena gempa kemarin. Paket lengkap deh Yu," cerososku pada Ayu yang tentang Dokter Toni yang ku idamkan selama ini.

"Paket lengkap, paket lengkap. Emang makanan? Dasar kamu," ucapnya dengan wsjah cemberut. "sebagai seorang muslim, memang kita dianjurkan untuk saling tolong-menolong. Sesuai dengan firman Allah Ta'ala yang berbunyi :
ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]" 
"Iya Bu Ustadzah. Iya."
Aku memang sering memanggilnya Bu Ustadzah ketika dia selesai ceramah. Mirip ustadzah si.. dikit-dikit ceramah.
"Udah! Ayo kemasjid. Jangan nyerocos terus," ucap Ayu meninggalkanku. Aku pun mengikuti langkahnya dengan tubuh lesu. Bukankah tadi yang ceramah panjang lebar dia? Kok malah aku si? Dasar Ayu!
🌻🌻🌻

"Hayo... lagi ngapain lagi?" Tanya Ayu padaku. "ingat! Jangan stalking-stalking Instagram ikhwat lain yang belum mahram lho ya."
Deg. Perkataan Ayu tepat sasaran. Sedangkan, aku hanya tersenyum kikuk.
"Ok, baiklah," ucapnya. Jeda beberapa detik. Sepertinya dia mengetahui isi otakku kali ini.
"Kamu ingin memiliki calon suami yang baik Nin?" Tanyanya.
"Pastinya dong Yu. Semua orang pasti ingin memiliki suami yang baik. Apalagi soleh."
"Baiklah jawaban yang bagus. Untuk mendapatkan seseorang yang baik. Kamu juga harus berkepribadian baik. Karena jodoh adalah cerminan diri. Namun, ingat! Jangan menjadi baik karena ingin memiliki jodoh yang baik. Namun, jadilah baik karena Allah Ta'ala semata."

"Maksudnya?" Tanyaku pada Ayu. Aku benar-benar tak mengetahui maksudnya tersebut.

"Gini, bila tiap malam kamu berdo'a agar Allah Ta'ala menjodohkanmu dengan seseorang yang baik. Kemudian, kamu rajin puasa sunnah, rajin ibadah, namun, bila niat itu hanya untuk seseorang yang kau inginkan? Semua itu akan sia-sia. Iya kalau Allah Ta'ala menjodohkanmu dengan seseorang yang baik. Kalau tidak? Apakah kamu akan melaksanakan ibadah wajib, hingga sunnah?" Tanya Ayu. Sedangkan, aku hanya diam, tertunduk; malu.

"Tugas kita sebagai seorang muslimah adalah memantaskan diri. Menjalankan kewajibannya dengan ikhlas dan ridho Allah Ta'ala. Insyallah Allah mengetahui isi hati kita," jelas Ayu. "jadi, jangan stalking-stalking akun ikhwan yang belum muhrim ya. Itu sama saja dengan zina. Zina mata."

"Lho... Kok bisa sih Yu zina mata?"

"Iya, awalnya saja kita kagum. Kemudian lama-lama kamu menjadi keinget sama dia. Setiap hari harus lihat dia. Kalau tidak, kamu akan galau, dan pada akhirnya kau akan menaruh namanya di dalam hati."

"Ingat! Zina mata adalah yang berasal dsri pandangan. Aku tidak ingin semua itu terjadi padamu Nin."

"Iya Yu. Makasih ya, kamu memang sahabatku yang paling baik."

Dan, setelah itu. Hidupku jauh lebih terarah karena memiliki seorang sahabat yang bisa menegur maupun mengingatkanku akan kebaikan.

Alangkah indahnya hidup ini bila kita memiliki seorang sahabat yang saling ingat mengingatkan dalam hal kebaikan. Dan saling menegur bila salah arah.


0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Mengenai Saya

Foto saya
Berasal dari keluarga yang biasa saja, pun bukan mahasiswa. Semua itu tak dapat menghentikan langkah saya untuk terus berbagi ilmu. Karena, sebaik-baik manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi sesama. Dan saya, memulainya dari sini; menulis.

Pengikut